19 September 2025 - 04:53
Tujuan Pendidikan Pengendalian Diri dengan Landasan Alquran

Pengendalian diri (self-control atau takwa) dalam Alquran adalah konsep kunci dan multidimensional, mencakup pengendalian naluri, hawa nafsu, serta penjagaan terhadap batasan-batasan Ilahi.

Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Pendidikan pengendalian diri dalam Islam, yang berlandaskan ajaran Alquran, adalah pendekatan komprehensif dalam membina jiwa. Pendidikan ini mencakup pengendalian seluruh naluri (tidak hanya seksual) dan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, mencapai kesempurnaan akhlak, kesehatan jiwa-sosial, serta kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Melalui penguatan takwa, penyucian jiwa, dan ketaatan pada hukum Ilahi, manusia dipersiapkan untuk hidup dengan penuh iffah (kehormatan diri), tanggung jawab, dan tujuan. Dalam pandangan ini, pengendalian diri adalah jalan menuju ridha Allah, menumbuhkan basirah (ketajaman hati) dalam membedakan hak dan batil, serta mengantarkan pada kesehatan individu maupun masyarakat.

Pengendalian diri (self-control atau takwa) dalam Alquran adalah konsep kunci dan multidimensional, mencakup pengendalian naluri, hawa nafsu, serta penjagaan terhadap batasan-batasan Ilahi. Alquran, dengan tujuan mendidik manusia paripurna yang berbahagia di dunia dan akhirat, menetapkan tujuan-tujuan agung bagi pengendalian diri, yang melampaui sekadar pengendalian nafsu seksual.

Pentingnya Penyucian Diri dan Pengendalian Nafsu dalam Islam

Pengendalian diri (takwa) menjadi landasan kebahagiaan pribadi dan sosial menurut Alquran.

Makna Pengendalian Diri (Takwa) dalam Alquran

Takwa (dari akar kata waqā) berarti menjaga diri dari segala sesuatu yang merugikan, terutama maksiat dan azab Ilahi. Takwa adalah kondisi batin yang melahirkan amal saleh. Manifestasi takwa dalam Alquran meliputi: menjauhi dosa, melaksanakan kewajiban, mengendalikan amarah, lidah, syahwat, serta sifat rakus dan tamak. Pengendalian diri berarti tidak tunduk pada nafsu ammārah (jiwa yang memerintah kepada keburukan) dan mampu mengalahkan godaan setan.

Tujuan Pendidikan Pengendalian Diri dalam Alquran

a) Meraih Ridha Ilahi dan Kedekatan dengan Allah (tujuan tertinggi):
Alquran menyebut takwa sebagai ukuran keutamaan manusia di sisi Allah:
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertakwa di antara kamu.” (QS. al-Hujurat [49]:13).
Tujuan utama pengendalian diri adalah mencapai maqam ‘indallah dan memperoleh ridha-Nya. Hal ini menjadi pendorong utama untuk menundukkan hawa nafsu dan taat pada perintah Ilahi, sekaligus menguatkan hubungan hamba dengan Tuhannya dalam jalan ubudiyah.

b) Selamat dari azab Allah dan masuk surga:
Alquran berulang kali menekankan bahwa takwa adalah jalan keselamatan dari azab duniawi dan ukhrawi:
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya.” (QS. al-Talaq [65]:2).
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya digiring ke dalam surga berombong-rombongan.” (QS. al-Zumar [39]:73).
Rasa takut terhadap hukuman Allah dan harapan akan pahala surga adalah motivasi kuat untuk menjaga diri dari dosa.

c) Kesempurnaan ruhani dan akhlak (tazkiyah al-nafs):
Pengendalian diri adalah sarana penyucian jiwa dari sifat-sifat tercela:
“Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwa itu, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.” (QS. al-Syams [91]:9–10).
Hasilnya antara lain:

  • Penguatan kehendak dan kemampuan mengambil keputusan dengan mengalahkan hawa nafsu.

  • Perolehan akhlak mulia: sabar, forbearance (hilm), malu, iffah, keberanian, qana‘ah, dan keadilan.

  • Menjauhi sifat tercela: kikir, dengki, sombong, syahwat, dusta, dan ghibah.
    Alquran menekankan bahwa pengendalian diri mendatangkan ketenangan batin dan sakinah.

d) Kebahagiaan duniawi dan kelapangan hidup:
Alquran menjanjikan jalan keluar dan rezeki tak terduga bagi orang bertakwa:
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (QS. al-Talaq [65]:2–3).
Manfaat duniawi ini mencakup:

  • Pemecahan masalah dan keluar dari kesulitan dengan tawakal dan takwa.

  • Keberkahan dalam kehidupan dan rezeki yang halal.

  • Ketenangan hati dalam menghadapi ujian hidup.

  • Kemenangan atas musuh dan keberhasilan di jalan kebenaran.

e) Menjaga kehormatan, kesehatan seksual, dan keluarga:
Meski cakupannya luas, pengendalian nafsu seksual merupakan aspek penting dalam Alquran.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk.” (QS. al-Isra [17]:32).
Tujuan aspek ini adalah:

  • Menjaga keturunan dan kesucian keluarga melalui pernikahan halal serta menjauhi hubungan haram.

  • Memelihara rasa malu dan hijab sebagai pelindung iffah umum.

  • Memerangi perbuatan keji dan maksiat seksual.

  • Membangun masyarakat yang sehat dan bermoral.

f) Menciptakan basirah dan kemampuan membedakan hak dari batil:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan (kemampuan membedakan).” (QS. al-Anfal [8]:29).
Pengendalian diri membebaskan manusia dari tirai hawa nafsu dan setan, sehingga mampu membedakan kebenaran dari kebatilan, yang baik dari yang buruk. Hal ini menuntun manusia untuk memilih jalan yang benar dalam lika-liku kehidupan dan menjauhi kesesatan.

g) Perbaikan masyarakat dan pencegahan kerusakan:
Pengendalian diri pada level individu akhirnya berdampak pada kebaikan masyarakat. Komunitas yang anggotanya bertakwa akan terlindungi dari kerusakan, kezaliman, ketidakadilan, dan ketidakamanan.
Alquran mengaitkan ketakwaan dengan amar makruf dan nahi mungkar.

Kesimpulan:
Pengendalian diri dalam Alquran bersifat menyeluruh, meliputi semua dimensi manusia (pribadi, sosial, jasmani, rohani, duniawi, ukhrawi). Ia bukan sekadar larangan dari keburukan, melainkan sebuah program aktif untuk membangun manusia saleh dan mencapai kedekatan dengan Allah. Fokus pada “takwa” sebagai inti pengendalian diri berarti menjaga diri secara terus-menerus dari segala sesuatu yang menjauhkan dari Allah.

Tujuan-tujuan ini menunjukkan adanya sistem pendidikan Qurani yang utuh, yang berfokus pada pembinaan manusia agar bukan hanya terhindar dari dosa, tetapi juga hidup dengan basirah, keadilan, dan akhlak mulia, sehingga memperoleh kebahagiaan sejati.


Catatan Kaki:

  1. QS. al-Hujurat [49]:13

  2. QS. al-Talaq [65]:2

  3. QS. al-Zumar [39]:73

  4. QS. al-Syams [91]:9–10

  5. QS. al-Talaq [65]:2–3

  6. QS. al-Isra [17]:32

  7. QS. al-Anfal [8]:29

Your Comment

You are replying to: .
captcha